Rabu, 07 Desember 2011

PERENCANAAN STRATEGIS

Perencanaan Strategis
            Perencanaan strategis ( strategic planning ) berkaitan dengan pembuatan keputusan mengenai sasaran dan strategi jangka panjang dari suatu organisasi. Rencana strategi berorientasi eksternal yang kuat dan mencakup bagian yang besar dari organisasi. Eksekutif senior bertanggung jawab untuk pengembangan dan pelaksanaan rencana strategis, meskipun mereka biasanya tidak merumuskan atau menerapkan semua rencana tersebut sendiri.
            Sasaran strategis ( strategic goals ) merupakan target utama atau hasil akhir yang berhunbungan dengan upaya jangka panjang, nilai, dan pertumbuhanorganisasi. Manajer strategis-manajer tingkat atas-biasanya membuat sasaran-sasaran yang merefleksikan keefektifan ( memberikan output yang sesuai ) dan afesiensi ( rasio output terhadapinput yang tinggi ). Sasaran-sasaran strategis umumnya meliputi berbagai ukuran pertumbuhan pangsa pasar, keuntungan, imbal hasil investasi, kuantitas dan kualitas hasil, produktivitas, layanan konsumen, kontribusi terhadap masyarakat. Suatu organisasi biasanya memiliki sejumlah sasaran strategis yang saling memperkuat. Sebagai contoh, sebuah pabrik computer mungkin memiliki sasaran strategis untuk meluncurkan sejumlah produk baru dalam suatu karangka waktu tertentu, dengan kualitas yang lebih tinggi, dan dengan meraih pangsa pasar yang lebih besar.
            Strategi ( strategy ) adalah suatu pola dari aksi dan penempatan sumber daya yang ditujukan untuk mencapai berbagai sasaran dan organisasi. Strategi yang diterapkan oleh suatu organisasi merupakan suatu upaya untuk menyesuaikan kemampuan dan sumber daya organisasi dengan kesempatan yang terdapat dalam lingkungan eksternalnya; artinya, setiap organisasi memiliki sejumlah kekuatan dan kelemahan.
Perencanaan Taktis dan Operasional
            Perencanaan taktis ( tactical planning ) berfokus pada tindakan-tindakan utama yang harus dilakukan oleh suatu unit untuk melakukan bagiannya dalam rencana strategis. Sebagai contoh, jika terdapat suatu strategi untuk meluncurkan suatu lini produk baru, rencana taktis untuk unit pabrik ini boleh jadi melibatkan perancangan, pengujian, dan pemasangan peralatan yang dibutuhkan untuk memproduksi lini baru tersebut.
            Perencanaan operasional ( operational planning ) mengedintifikasi prosedur-prosedur dan proses-proses spesifik yang diperlukan pada tingkatan yang lebih rendah dalam organisasi.
            Manajemen strategis ( strategic management ) melibatkan para menajer dari seluruh bagian organisasi dalam perumusan dan penerapan dari berbagai strategi dan sasaran strategi. Manajemen strategis menggabungkan perencanaan strategis dan manajemen ke dalam suatu proses tunggal.
            Enam komponen utama dari proses manajemen strategis
1)     Pembantukan misi, visi dan sasaran
2)     Analisis kesempatan dan ancaman eksternal
3)     Analisis kekuatan dan kelemahan internal
4)     Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) dan perumusan strategi
5)     Penerapan strategi
6)     Pengendalian strategi

1.      Pembentukan Misi, Visi, dan Sasaran
Langkah pertama dalam perencanaan strategis adalah membangun suatu misi, visi, dan sasaran bagi organisasi. Misi (mission) merupakan pernyataan yang jelas dan singkat yang mengandung tujuan dasar organisasi. Misi menjelaskan hal yang dilakukan oleh suatu organisasi, siapa yang akan dilayaninya, produk atau layanan dasarnya, dan nilainya.
Sebuah misi menjelaskan organisasinya cara organisasi tersebut beroperasi sekarang ini. Visi strategis (strategic vision) mengarah pada masa depan – visi menyediakan suatu perspektif tentang kemana arah organisasi itu dan akan menjadi seperti apa. Idealnya, pernyataan visi menjelaskan arah jangka panjang organisasi dan maksud strategisnya.
Sasaran strategis berkembang dari pernyataan misi dan visi organisasi. CEO organisasi, dengan masukan dan persetujuan dewan direksi, membentuk misi, visi, dan sasaran strategis yang utama. Konsep dan informasi yang terkandung dalam dalam pernyataan misi, visi, dan sasaran strategis mungkin tidak diidentifikasi sebagaimana adanya, tetapi harus disampaikan kepada setiap orang yang berhubungan dengan organisasi.
2.      Analisis Peluang dan Ancaman Eksternal
Pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) merupakan kelompok atau orang-orang yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian misi, sasaran, dan strategi organisasi. Yang termasuk pihak-pihak berkepentingan adalah pembeli, pemasok, pesaing, pemerintah dan badan regulator, serikat pekerja dan kelompok pekerja, komunitas keuangan, pemilik dan pesaing saham, dan asosiasi perdagangan.
3.      Analisis kekuatan dan kelemahan internal
Sumber daya dan kompetisi inti tidak perlu dipertanyakan lagi, dalam beberapa tahun ini perencanaan strategis telah sangat dipengaruhi oleh suatu fokus pada sumber daya internal. Sumber daya (resources) merupakan input untuk produksi yang dapat diakumulasikan seiring dengan waktu untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Sumber daya terdapat dalam banyak bentuk, cenderung dipisahkan oleh dua katagory umum; (1) aset nyata, seperti real estat, fasilitas produksi, bahan baku, dan sebagainya (2) asset tidak nyata, seperti reputasi perusahaan, budaya, pengetahuan teknis, dan paten, dan juga pembelajaran dan pengalaman yang terakumulasi.
Kompetensi inti (core competence) adalah sesuatu yang dilakukan sangat baik oleh suatu perusahaan relative terhadap pesaingnya.
Tolok ukur (branchmarking) adalah proses menilai seberapa baik fungsi dan kemampuan dasar suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
4.      Analisis SWOT dan Perumusan Strategi
Pada saat mereka telah menganalisis lingkungan eksternal dan sumber daya internal organisasi, para manajer akan memiliki informasi yang mereka butuhkan untuk menilai kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman organisasi. Suatu penilaian semacam itu biasanya disebut sebagai analisis SWOT ( SWOT analysis ).
Strategi Korporasi ( corporate strategy ) mengidentifikasi sekumpulan bisnis, pasar, atau industri dimana suatu organisasi bersaing, dan distribusi sumber daya antara badan-badan usaha tersebut.
Suatu strategi konsentrasi ( concentration ) berfokus pada suatu bisnis tunggal yang bersaing di industri tunggal.
Strategi integrasi vertikal (vertical integration) mencakup perluasan wewenang organisasi kedalam saluran pasokan atau ke distributor.
Strategi diversifikasi konsentris (concentric diversification) mencakup perpindahan kedalam suatu bisnis baru yang berhubungan dengan bisnis inti  dari perusahaan.
Bertolak belakang dengan diversifikasi, diversifikasi konglomerasi (conglomerate diversification) merupakan strategi korporasi yang meliputi perluasan ke dalam bisnis-bisnis yang tidak berhubungan.
Strategi bisnis (business strategy) menjelaskan aksi-aksi utama yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk memperkuat posisi kompetitifnya di pasar.
Strategi biaya rendah merupakan strategi yang digunakan oleh suatu organisasi untuk menciptakan keunggulan kompetitif, dengan cara menjadi efisien dan menawarkan suatu produk standar tanpa diembel-embeli kemewahan apapun.
Strategi diferensiasi merupakan strategi yang digunakan oleh organisasi untuk menciptakan keunggulan kompetitif dengan cara menjadi unik dalam industrinya atau segmen pasarnya pada satu atau beberapa dimensi.
Strategi fungsional merupakan strategi yang diterapkan oleh setiap area fungsional dari organisasi untuk mendukung strategi bisnis organisasi tersebut.

5.      Penerapan strategi
            Banyak organisasi mulai memperluas proses manajemen strategis yang sifatnya lebis partisipatif ke masalah implementasi .manajer pada semua tingkatan dilibatkan dalam perumusan strategi dan identifikasi serta pelaksanaan cara-cara untuk menerapkan strategi baru. Eksekutif senior tetap akan mengatur proses penerapannya secara keseluruhan, namun mereka memberikan lebih banyak tanggung jawab dan otoritas kepada pihak lain dalam organisasi. Secara umum, penerapan strategimelibatkan empat langkah yang berkaitan:
·         Langkah 1: mendefinisikan tugas strategi
·         Langkah 2: menilai kapabilitas organisasi
·         Langkah 3: mengembangkan suatu agenda penerapan
·         Langkah 4: menciptakan suatu rencana penerapan
                                                 
6.      Pengendalian strategis
Komponen akhir dari proses manajemen strategis adalah pengendalian (kontrol) strategis. Sistem pengendalian strategis merupakan merupakan sistem yang dirancang untuk mendukung manajer dalam mengevaluasi kemajuan organisasi sehubungan dengan strateginya dan, ketika ketidaksesuaian, melakukan tindakan-tindakan korektif.

1 komentar: